🕌 Halal atau Haram? 🍎
Permainan Edukatif Makanan & Minuman dalam Islam
Pengertian pesantren kilat di kalangan sekolah.
Workshop online SAGUSABLOG Lanjutan Satu Guru Satu Blog media pembelajaran berbasis Blog
IKATAN GURU INDONESIA
Permainan Edukatif Makanan & Minuman dalam Islam
Materi PAI & Budi Pekerti Kelas 6
Oleh: Amiruddin Mujib, S.Pd.I
...punya ide yang bagus, tapi ternyata ide temanmu berbeda? Kira-kira apa yang kamu lakukan?
"Uang kas kita pakai untuk menghias kelas yuk! Biar kelas kita jadi juara kebersihan dan makin nyaman buat belajar!"
"Ide bagus! Tapi, teman kita si FADEL lagi sakit. Gimana kalau uang kasnya kita pakai untuk membantu dia dulu?"
Wah, dua-duanya baik ya! Lalu mana yang harus dipilih?
Artinya, pendapatmu haru masuk akal dan punya alasan yang kuat dan tepat.
Bukan hanya karena "pokoknya aku mau ini! / pokoknya aku mau itu!".
Artinya, kita harus saling menghargai meski punya pendapat yang berbeda.
Kita lakukan MUSYAWARAH untuk mencari jalan tengah terbaik!
"Sebagian uang kas dipakai untuk membeli hiasan kelas yang sederhana namun elegan, dan sebagian lagi disumbangkan untuk FADEL. Nahhh Semua senang deh dengarnya!"
"Berani Berpendapat itu Hebat,
Bijak Menghargai itu Jauh Lebih Hebat!"
Berbeda pendapat itu bukan masalah, tapi kesempatan untuk belajar bersama!
Sampai jumpa di pelajaran selanjutnya!
PAI & Budi Pekerti Kelas 6: Indahnya Menghargai Perbedaan Pendapat
Disusun oleh: Amiruddin Mujib, S.Pd.I | SDN Menteng Atas 11 Jakarta
Aplikasi ini dirancang untuk membantu Anda menavigasi setiap komponen Rencana Pembelajaran dengan mudah. Gunakan tab di atas untuk beralih antara ringkasan umum, materi ajar, langkah-langkah kegiatan, hingga sistem penilaian. Setiap bagian disajikan secara interaktif untuk mempermudah pemahaman dan implementasi di kelas.
Model: Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan: Pembelajaran Berdiferensiasi & Deep Learning
Metode: Diskusi, presentasi, studi kasus
Menyampaikan pendapat secara logis dan menghargai perbedaan adalah kunci membangun komunikasi sehat, menciptakan kerukunan, dan wujud akhlak terpuji.
Bagian ini berisi rangkuman materi ajar yang menjadi landasan konseptual, pertanyaan pemantik untuk merangsang diskusi, serta daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kelancaran proses pembelajaran.
Dalam ajaran Islam, akal pikiran memiliki kedudukan yang sangat mulia. Menggunakan akal untuk berpikir secara lurus dan benar (logis) adalah perintah. Pendapat yang logis adalah pendapat yang didasarkan pada alasan yang kuat, fakta yang jelas, atau dalil yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan sekadar berdasarkan emosi atau prasangka. Ketika kita berpendapat secara logis, orang lain akan lebih mudah memahami dan mempertimbangkan pandangan kita. Hal ini sejalan dengan prinsip tabayyun (klarifikasi) yang diajarkan dalam Al-Qur'an.
Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan merupakan rahmat dari Allah SWT (sunnatullah). Bahkan di kalangan para sahabat Nabi Muhammad SAW, perbedaan sering terjadi, namun mereka tetap saling menghormati. Sikap menghargai perbedaan pendapat disebut juga tasamuh atau toleransi. Ini berarti kita siap mendengarkan pandangan orang lain dengan pikiran terbuka, tidak memotong pembicaraan, tidak mencela, dan tidak memaksakan kehendak. Menghargai bukan berarti harus selalu setuju, tetapi mengakui hak orang lain untuk memiliki pandangan yang berbeda.
Menggabungkan kemampuan berpendapat secara logis dengan sikap menghargai perbedaan adalah cerminan akhlakul karimah (akhlak yang mulia). Seorang muslim yang baik tidak hanya cerdas dalam berpikir, tetapi juga bijaksana dalam bersikap. Dengan begitu, setiap diskusi atau musyawarah tidak akan berakhir dengan perpecahan, melainkan menghasilkan solusi terbaik atau setidaknya pemahaman yang lebih dalam antar sesama. Sikap ini akan menciptakan lingkungan yang damai dan rukun.
Alur kegiatan pembelajaran disajikan secara visual untuk memudahkan pemahaman. Interaksi utama berpusat pada model Problem Based Learning (PBL) yang terbagi dalam 5 fase, dengan alokasi waktu yang jelas untuk memastikan semua tujuan tercapai dalam 90 menit.
Pendahuluan (15 Menit)
Apersepsi, motivasi dengan video/gambar dilema, dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (PBL) (60 Menit)
Guru menyajikan studi kasus tentang penggunaan uang kas kelas.
Siswa dibagi menjadi kelompok heterogen (4-5 orang).
Diskusi kelompok dengan diferensiasi proses (verbal, visual, kinestetik).
Presentasi kelompok dengan diferensiasi produk (juru bicara, mind map, role-playing).
Diskusi antar kelompok, penguatan dan klarifikasi dari guru.
Penutup (15 Menit)
Kesimpulan, refleksi bersama, umpan balik, doa, dan salam.
Visualisasi ini menunjukkan bahwa Kegiatan Inti menjadi fokus utama pembelajaran, sesuai dengan prinsip PBL.
Bagian ini menyediakan alat evaluasi yang terstruktur. Jelajahi rubrik penilaian formatif secara interaktif untuk memahami setiap kriteria, serta gunakan pertanyaan refleksi untuk mengukur pemahaman siswa dan efektivitas pengajaran.
Setiap hari Jumat, SDN Menteng Atas 11 menggelar program sedekah minyak jelantah. Sebuah inisiatif pendidikan lingkungan yang mengubah limbah jadi berkah.
Pemandangan unik dan inspiratif di SDN Menteng Atas 11. Para siswa tidak hanya membawa buku dan bekal, tetapi juga botol-botol berisi minyak jelantah dari rumah. Gerakan sedekah minyak jelantah ini adalah inisiatif nyata sekolah dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.
Dwi Parnawati, "Program sedekah minyak jelantah ini adalah wujud nyata dari komitmen kami di SDN Menteng Atas 11 untuk mendidik karakter anak-anak, bukan hanya dalam pelajaran akademis, tapi juga dalam kepedulian terhadap lingkungan. Kami percaya, dari tangan-tangan mungil mereka yang membawa satu botol minyak jelantah setiap hari Jumat, akan lahir kesadaran besar tentang bagaimana kita seharusnya memperlakukan alam.” ungkapnya
Program ini bertujuan untuk mengurangi limbah minyak jelantah yang sering kali dibuang sembarangan dan mencemari saluran air serta tanah. Minyak jelantah yang terkumpul kemudian dikelola oleh pihak ketiga untuk diolah kembali menjadi produk yang lebih bermanfaat, seperti bahan bakar biodiesel atau sabun ramah lingkungan.
Budi Harto mengakatakan, “Ini membuktikan bahwa pendidikan karakter itu tidak selalu harus melalui teori, tetapi bisa melalui aksi nyata yang sederhana dan bermakna. Kami bangga melihat semangat para siswa yang ingin berpartisipasi dan menjadi bagian dari perubahan positif”.
Lebih dari sekadar mengumpulkan sampah, program ini adalah wujud dari pendidikan lingkungan yang berbasis aksi. Para guru menjelaskan dampak negatif dari limbah minyak, dan bagaimana setiap botol yang disumbangkan dapat membantu menjaga bumi. Kegiatan ini secara langsung mengedukasi siswa tentang daur ulang dan pentingnya kelestarian alam.
"Kepada Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Suku Dinas Pendidikan Kota Administrasi Jakarta Selatan, agar selalu memberikan pendampingan dan support dalam Program Sekolah Tersenyum, untuk men-support penuh dan mengimbau sekolah-sekolah di Jakarta Selatan untuk bisa mengimplementasi program ini,"terangnya.
Inisiatif ini telah mendapatkan respons positif, tidak hanya dari siswa tetapi juga dari para orang tua. Mereka melihat bagaimana anak-anak mereka menjadi agen perubahan kecil yang peduli terhadap lingkungan. SDN Menteng Atas 11 menjadi contoh bagaimana sekolah ramah lingkungan dapat menciptakan dampak besar dari hal-hal yang sederhana.