Modul Ajar Interaktif
PAI & Budi Pekerti Kelas 6: Indahnya Menghargai Perbedaan Pendapat
Disusun oleh: Amiruddin Mujib, S.Pd.I | SDN Menteng Atas 11 Jakarta
Selamat Datang di Modul Ajar Interaktif
Aplikasi ini dirancang untuk membantu Anda menavigasi setiap komponen Rencana Pembelajaran dengan mudah. Gunakan tab di atas untuk beralih antara ringkasan umum, materi ajar, langkah-langkah kegiatan, hingga sistem penilaian. Setiap bagian disajikan secara interaktif untuk mempermudah pemahaman dan implementasi di kelas.
Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik mampu menjelaskan pentingnya berpendapat yang logis dalam interaksi sosial dengan benar.
- Peserta didik mampu memperagakan cara penyampaian pendapat yang logis dan santun melalui simulasi atau diskusi kelompok dengan percaya diri.
- Peserta didik mampu menumbuhkan sikap menerima dan menghargai perbedaan pendapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai cerminan akhlak mulia.
Profil Pelajar Pancasila
- Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME
- Berkebinekaan Global
- Bergotong Royong
- Bernalar Kritis
Model Pembelajaran
Model: Problem Based Learning (PBL)
Pendekatan: Pembelajaran Berdiferensiasi & Deep Learning
Metode: Diskusi, presentasi, studi kasus
Pemahaman Bermakna
Menyampaikan pendapat secara logis dan menghargai perbedaan adalah kunci membangun komunikasi sehat, menciptakan kerukunan, dan wujud akhlak terpuji.
Materi dan Media Pembelajaran
Bagian ini berisi rangkuman materi ajar yang menjadi landasan konseptual, pertanyaan pemantik untuk merangsang diskusi, serta daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kelancaran proses pembelajaran.
Materi Ajar: Pentingnya Pendapat Logis & Menghargai Perbedaan
Dalam ajaran Islam, akal pikiran memiliki kedudukan yang sangat mulia. Menggunakan akal untuk berpikir secara lurus dan benar (logis) adalah perintah. Pendapat yang logis adalah pendapat yang didasarkan pada alasan yang kuat, fakta yang jelas, atau dalil yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan sekadar berdasarkan emosi atau prasangka. Ketika kita berpendapat secara logis, orang lain akan lebih mudah memahami dan mempertimbangkan pandangan kita. Hal ini sejalan dengan prinsip tabayyun (klarifikasi) yang diajarkan dalam Al-Qur'an.
Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan merupakan rahmat dari Allah SWT (sunnatullah). Bahkan di kalangan para sahabat Nabi Muhammad SAW, perbedaan sering terjadi, namun mereka tetap saling menghormati. Sikap menghargai perbedaan pendapat disebut juga tasamuh atau toleransi. Ini berarti kita siap mendengarkan pandangan orang lain dengan pikiran terbuka, tidak memotong pembicaraan, tidak mencela, dan tidak memaksakan kehendak. Menghargai bukan berarti harus selalu setuju, tetapi mengakui hak orang lain untuk memiliki pandangan yang berbeda.
Menggabungkan kemampuan berpendapat secara logis dengan sikap menghargai perbedaan adalah cerminan akhlakul karimah (akhlak yang mulia). Seorang muslim yang baik tidak hanya cerdas dalam berpikir, tetapi juga bijaksana dalam bersikap. Dengan begitu, setiap diskusi atau musyawarah tidak akan berakhir dengan perpecahan, melainkan menghasilkan solusi terbaik atau setidaknya pemahaman yang lebih dalam antar sesama. Sikap ini akan menciptakan lingkungan yang damai dan rukun.
Pertanyaan Pemantik
- Mengapa dua orang yang melihat hal yang sama bisa memiliki pendapat yang berbeda?
- Apa yang akan terjadi jika semua orang memaksakan pendapatnya?
- Bagaimana cara menyampaikan "tidak setuju" tanpa menyinggung perasaan teman?
Sarana dan Prasarana
- Video/gambar pemicu diskusi
- Papan tulis/Flip chart & Spidol
- Laptop & Proyektor LCD
- Buku Teks, Al-Qur'an
- Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Langkah-Langkah Pembelajaran
Alur kegiatan pembelajaran disajikan secara visual untuk memudahkan pemahaman. Interaksi utama berpusat pada model Problem Based Learning (PBL) yang terbagi dalam 5 fase, dengan alokasi waktu yang jelas untuk memastikan semua tujuan tercapai dalam 90 menit.
Pendahuluan (15 Menit)
Apersepsi, motivasi dengan video/gambar dilema, dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (PBL) (60 Menit)
Fase 1: Orientasi pada Masalah
Guru menyajikan studi kasus tentang penggunaan uang kas kelas.
Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik
Siswa dibagi menjadi kelompok heterogen (4-5 orang).
Fase 3: Membimbing Penyelidikan
Diskusi kelompok dengan diferensiasi proses (verbal, visual, kinestetik).
Fase 4: Mengembangkan & Menyajikan Hasil
Presentasi kelompok dengan diferensiasi produk (juru bicara, mind map, role-playing).
Fase 5: Menganalisis & Mengevaluasi
Diskusi antar kelompok, penguatan dan klarifikasi dari guru.
Penutup (15 Menit)
Kesimpulan, refleksi bersama, umpan balik, doa, dan salam.
Alokasi Waktu (90 Menit)
Visualisasi ini menunjukkan bahwa Kegiatan Inti menjadi fokus utama pembelajaran, sesuai dengan prinsip PBL.
Asesmen dan Refleksi
Bagian ini menyediakan alat evaluasi yang terstruktur. Jelajahi rubrik penilaian formatif secara interaktif untuk memahami setiap kriteria, serta gunakan pertanyaan refleksi untuk mengukur pemahaman siswa dan efektivitas pengajaran.
Rubrik Penilaian Interaktif
Refleksi
Untuk Peserta Didik:
- Apa hal baru yang aku pelajari hari ini tentang cara berpendapat?
- Bagian mana dari kegiatan diskusi tadi yang paling menantang bagiku?
- Bagaimana caraku menerapkan sikap menghargai pendapat teman dalam kehidupan sehari-hari?
Untuk Pendidik:
- Apakah model PBL dan diferensiasi berjalan efektif?
- Apakah semua siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok?
- Kesulitan apa yang dialami siswa dan bagaimana saya bisa membantu mereka?








