Senin, 11 Desember 2023

Beriman kepada Qada dan Qadar

Iman kepada Qada dan Qadar

beriman kepada qada dan qadar mempunyai arti khusus dalam iman Islam.
Berikut rincian arti dan cara penggunaannya:

1. Qada : Ini mengacu pada peristiwa yang telah ditentukan, ditetapkan, dan tidak dapat diubah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.. Qada mencakup kejadian baik dan buruk, dan tidak ada yang bisa dilakukan seseorang untuk mengubahnya.

2. Qadar : Qadar, sebaliknya, mengacu pada kedaulatan ilahi Allah atas semua peristiwa, baik dan buruk. Hal ini menyiratkan bahwa meskipun qada menunjukkan sifat peristiwa yang telah ditentukan, qadar menandakan kendali Allah atas peristiwa tersebut . Qadar atau takdir pada hakekatnya merupakan pelaksanaan dari ketentuan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Hadid/57;22 berikut:

 مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ ۝٢٢

Artinya : Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.

Jadi, ketika seorang Muslim mengucapkan “beriman kepada qada dan qadar”, itu berarti mereka menerima dan tunduk pada kehendak Allah sehubungan dengan qada dan qadar. Penerimaan ini mencakup keyakinan bahwa Allah berkuasa penuh atas segala peristiwa, baik buruk, dan bahwa manusia tidak mempunyai kuasa untuk mengubah peristiwa tersebut.

Inilah cara Anda dapat menerapkan pengetahuan ini:

  • Jika Anda bertemu dengan seorang Muslim yang mengucapkan "beriman kepada qada dan qadar", Anda harus memahami bahwa mereka mengungkapkan keimanan dan ketundukan mereka kepada Allah.
  • Anda harus menghormati keyakinan mereka dan menghindari upaya mengubah pikiran mereka tentang qada dan qadar, karena ini adalah prinsip inti iman mereka.
  • Jika Anda memiliki pertanyaan tentang qada dan qadar, Anda dapat melakukan dialog yang saling menghormati dengan umat Islam, namun ingatlah bahwa mereka mungkin tidak dapat memberikan jawaban pasti karena konsep-konsep ini berakar kuat dalam teologi Islam.

Takdir itu sendiri dibagi atas dua hal, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq:

1. Takdir Mubram

Takdir mubram ialah takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat diubah atau tidak dapat diubah oleh siapa pun. Contoh-contoh takdir mubram, antara lain, sebagai berikut:

a. Setiap makhluk pasti akan mengalami mati atau seseorang pasti hanya punya satu ibu kandung. Firman Allah Swt.


كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ

Artinya: “tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Q.S. Ali Imran/ 3: 185

b. Manusia pasti mempunyai akal, pikiran, dan perasaan.

c. Di alam semesta ini setiap benda bergerak menurut sunatullah.

Artinya, segala sesuatu berjalan menurut hukum kekuatan, ukuran, sebab, dan akibat yang telah digariskan oleh Allah. Kayu mempunyai kemampuan berbeda dengan besi. Kekuatan tenaga manusia berbeda dibandingkan dengan gajah, matahari, bulan, bintang, dan planet-planet hingga benda-benda yang terkecil bergerak sesuai dengan garisnya, dan waktu tak pernah berhenti.

2. Takdir Muallaq

Takdir muallaq ialah takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiap hamba diberi peluang atau kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik. Firman Allah Swt.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمۡؕ


Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Q.S. Ar-Rad/ 13: 11.

Hikmah beriman kepada Qada dan Qadar.

  • Meningkatkan Iman dan Kepercayaan : Berusaha memahami dan menerima bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik buruknya, adalah bagian dari rencana Allah. Sadarilah bahwa ketetapan-Nya mencakup peristiwa-peristiwa baik dan buruk, dan bahwa Dia telah memberi kita kemampuan untuk memilih bagaimana menanggapinya .
  • Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman : Berusaha memahami dan menerima ajaran dan prinsip Islam terkait Qada dan Qadar. Hal ini mencakup pemahaman konsep kehendak bebas dan kaitannya dengan ketetapan Tuhan 
  • Menambah Hikmah dan Wawasan : Menerapkan hikmah dan wawasan dalam menerima dan memahami rencana Ilahi. Hal ini mencakup kesadaran akan ketetapan ilahi, sekaligus mengakui bahwa kita mempunyai kehendak bebas untuk menanggapinya 
  • Meningkatkan Optimisme dan Sabar : Menumbuhkan pandangan positif dan mengamalkan sabr (sabar). Artinya menerima ketetapan Allah dengan optimis dan sabar, mengetahui bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan dan pada akhirnya akan membawa kebaikan


0 comments:

Posting Komentar